Krisis Kemisikinan Dampak Pandemi

 

Pada pandemi saat ini kota mendominasi fungsi sosial, ekonomi, pendidikan, dan hierarki urban. Hal ini mengakibatkan terjadinya peningkatan pengangguran, penurunan tingkat produktivitas individu maupun perusahaan, dan mendorong munculnya orang miskin baru yang secara agregat meningkatkan jumlah penduduk miskin.

 

Kemiskinan akibat adanya pandemi terus menyebar antar kelompok masyarakat. Kelompok yang paling terdampak  adalah masyarakat yang bekerja atau berusaha di sektor informal, diikuti sektor industri akibat terhambatnya produksi, sektor jasa  transportasi akibat kebijakan PSBB dan anjuran tinggal di rumah. Penyebaran pengeluaran diantara  penduduk miskin semakin timpang sebagaimana kasus yang saya ambil pada kota Tanggerang dimana angka kemiskinan selama pandemi meningkat menjadi 5,22% menurut laporan BPS(Badan Pusat Statistik). Kemiskinan diukur dari kemampuan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Pandemi Covid-19 memberi dampak pada seluruh lapisan masyarakat terutama kelompok berpendapatan rendah. Melalui mekanisme kombinasi dari guncangan penawaran dan permintaan yang menyebabkan penurunan kegiatan produktif, pengurangan pendapatan, dan akhirnya penekanan pertumbuhan ekonomi. Makroekonomi ini berdampak pada penurunan rata-rata pengeluaran per kapita di tingkat rumah tangga. Secara bertahap keluarga kehilangan penghasilan dan berpengaruh pada penurunan daya beli atau konsumsi rumah tangga (Bappenas, 2020). BPS mencatat bahwa penduduk rentan miskin yang bekerja di sektor informal jatuh menjadi miskin dengan jumlah mencapai 12,15 juta orang akibat kehilangan pekerjaan dan pendapatan, sehingga banyak masyarakat kota bergerak kembali ke desa. (BPS, 2020). 

 

Guna mengatasi guncangan kesehatan, ekonomi, dan sosial yang  terjadi sebagai dampak dari pandemi Covid-19, pemerintah melaksanakan program kendali cepat jangka pendek berupa bantuan  jaringan pengaman sosial pangan yang berfungsi membantu  peningkatan konsumsi (sembako, listrik) dan pendapatan (uang). Program jangka menengah juga diberikan berupa kartu prakerja yang  dilengkapi dengan pendapatan jangka pendek berupa stimulus insentif  pada UMKM dalam bentuk keringanan pajak. Selain itu pemerintah juga memberikan penurunan suku bunga pinjaman, penundaan tempo bayar, dan insentif permodalan.


Comments

Popular posts from this blog

Pemecahan Masalah dengan Metode Need Know How Solve