Dilema Etika Ford Pinto

Ford Motor Company memproduksi Pinto pada tahun 1968 demi melawan kompetisi dari Jepang dan Jerman di pasar Amerika. Mobil yang dinamai atas presiden Ford Lee Iacocca ini memiliki berat kurang dari 2.000 pound dan harga kurang dari $2.000.

 

Bersemangat untuk menyiapkan subkompaknya untuk model tahun 1971, Ford memutuskan untuk memampatkan waktu drafting-board-to-showroom dari tiga setengah tahun menjadi dua tahun. Jadwal yang terkompresi berarti bahwa setiap perubahan desain harus dilakukan dengan cepat dan terburu-buru.

 

Sebelum memproduksi Pinto, Ford menguji berbagai prototipe untuk mengetahui apakah mereka memenuhi standar keselamatan yang dipasang oleh National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) untuk  meminimalisir munculnya kebakaran akibat tabrakan lalu lintas. Standar ini mensyaratkan bahwa pada tahun 1972 semua mobil baru mampu menahan benturan dari belakang hingga 20 mph tanpa kehilangan bahan bakar, sedangkan mulai tahun 1973 mereka mampu menahan benturan dari 30 mph. Semua prototipe Pinto gagal pada tes 20-mph. Pada tahun 1970 Ford menguji coba Pinto sendiri, dan hasilnya sama: tangki bensin yang pecah dan kebocoran yang berbahaya.

 

Ford mengetahui bahwa Pinto memiliki bahaya kebakaran yang serius bila ditabrak dari belakang, bahkan dalam tabrakan kecepatan rendah. Para petinggi Ford harus mengambil keputusan. Haruskah mereka melanjutkan dengan desain yang ada dan membahayakan keselamatan konsumen? Atau menunda produksi Pinto dengan desain yang lebih aman dan menyerahkan satu tahun lagi dominasi mobil subkompak kepada perusahaan asing? Ford pun memilih pilihan pertama dan bahkan mempertahankan desain Pinto hingga enam tahun ke depan.

 

Apa yang menjelaskan keputusan Ford? Bukti menunjukkan bahwa Ford mengandalkan, setidaknya sebagian, pada pertimbangan cost-benefit, yaitu analisis dalam istilah moneter dari biaya dan manfaat yang diharapkan dari suatu aksi. Tangki bensin pinto dapat didesain lebih aman dengan biaya $5 hingga $8 per kendaraan. Ford jelas beralasan bahwa kenaikan biaya tersebut tak sebanding dengan manfaat dari desain tangki baru.


Menempatkan angka NHTSA bersama dengan studi statistik lainnya, laporan perhitungan cost-benefit Ford sampai pada penilaian keseluruhan biaya dan manfaat berikut:




   Gambar1 (Sumber : https://lawprofessors.typepad.com/tortsprof/2006/10/pinto_beancount.html)


Menurut laporan tersebut, biaya peningkatan keselamatan yang disarankan dinilai lebih besar daripada manfaatnya dan tindakan lebih lanjut pun tidak disarankan — rekomendasi yang diikuti oleh Ford.

Tentunya kita dapat melihat pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh Ford dalam mengatasi permasalahan keselamatan pada Ford Pinto. Lantas, bagaimanakah seharusnya seorang engineer menempatkan diri pada situasi tersebut? Sudah selayaknya kita mencari solusi yang sesuai dengan kode etik NSPE.

Berikut contoh Ethical Decision Matrix yang saya buat berdasarkan NSPE (National Society of Professional Engineers) Code of Ethics for Engineers:


Tabel 1. Ethical Decision Making Matrix

Options

Canons

Setuju dengan keputusan tersebut

Meminta banding kepada manajemen yang lebih tinggi

Berhenti dari pekerjaan

Melaporkan kepada pihak berwajib

Menyebarkan berita kepada media massa

Mengutamakan keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.

Tidak.

Keputusan ini dapat membahayakan keselamatan publik

Mungkin,

Pihak manajemen mungkin memilih untuk membiarkan saja

Tidak.

masalah mungkin tidak akan diangkat kembali

Ya,

Risiko kendaraan akan dipublikasikan

Ya,

Risiko kendaraan akan dipublikasikan

Bekerja sesuai dengan kempetensinya

Ya,

Anda bukanlah safety expert

Ya,

Berusaha mengangkat isu tersebut dapat membantu

Mungkin,

Memilih untuk berhenti agar tidak bertindak di luar kompetensi

Ya,

Melaporkan kepada pihak berwajib selalu sebuah pilihan

Tidak.

Anda bukan ahli di bidang press

Menyatakan pendapat yang dapat dipertanggungjawabkan

Tidak.

Mengikuti perintah begitu saja berarti berlaku sama tidak jujurnya

Ya,

Melapor pada atasan akan masalah adalah kewajiban bawahan

Tidak.

Berdiam diri sama halnya dengan tidak bertanggung jawab

Tidak,

Konklusi masih belum jelas dan dapat mengotori nama perusahaan

Tidak.

Berita yang dipublikasi pasti akan dilebih-lebihkan

Bertindak untuk setiap atasan atau klien sebagai agen yang setia

Ya,

Sebagai bawahan Anda diharapkan untuk mengikuti perintah

Ya,

Anda dapat mengungkapkan pertidaksetujuan dengan jujur

Mungkin,

Berhenti karena pertidaksetujuan tidak mengkhianati kepercayaan

Tidak.

Sebagai seorang karyawan tidak bisa semaunya tanpa persetujuan atasan

Tidak.

Sebagai seorang karyawan tidak bisa semaunya tanpa persetujuan atasan

Menghindari Tindakan penipuan

Tidak.

Berdiam diri berarti tidak jujur dengan diri sendiri

Ya,

Anda mengungkapkan pertidaksetujuan dengan jujur

Tidak,

Dengan berhenti maka kebenaran mungkin tak akan terungkap

Ya,

Mengadukan isu pada pihak berwajib adalah tindakan jujur

Ya,

Mengadukan isu pada media massa adalah tindakan jujur

Memegang teguh kehormatan, integritas dan martabat profesi

Tidak.

Tindakan tidak jujur menotori kehormatan dari profesi

Ya,

Pengaduan masalah potensial adalah kewajiban karyawan

Mungkin,

Menghindari aksi yang tidak hormat

Ya,

Menyerahkan masalah pada pihak berkuasa demi keamanan

Mungkin,

Dapat dianggap sebagai cara mendapat perhatian publik

Total

Ya: 2

Tidak: 4

Mungkin: 0

Ya: 5

Tidak: 0

Mungkin: 1

Ya: 0

Tidak: 3

Mungkin: 3

Ya: 4

Tidak: 2

Mungkin: 0

Ya: 2

Tidak: 3

Mungkin: 1



Dengan meninjau matriks tersebut, saya secara pribadi akan lebih memilih untuk meminta banding mengenai keputusan tersebut ke pihak manajemen yang lebih tinggi. Hal tersebut karena itulah pilihan  paling baik dan selaras dengan kode etik NSPE.

Kasus Ford Pinto mengingatkan kita semua bahwa sebagai seorang engineer kita harus menjunjung kode etik NSPE, terlepas dari pandangan kita mengenai pilihan yang terbaik sebagai solusi. Kita harus mampu mencari pilihan-pilihan yang ada dan menimbang keetikan dari pilihan tersebut.

Demikian yang dapat saya sampaikan kali ini, semoga bermanfaat.


Comments

Popular posts from this blog

Pengalaman Menggunakan Tinkercad